Parameter Oseanografi untuk Kesesuaian Wisata Snorkeling di Pulau Gili dan Pulau Noko, Kepulauan Bawean

Authors

  • Muhammad Abdul Zain Universitas Hang Tuah
  • Viv Djanat Prasita Universitas Hang Tuah
  • Nirmalasari I. Wijaya Universitas Hang Tuah

DOI:

https://doi.org/10.30649/jrkt.v1i2.29

Keywords:

Gili Island and Noko Island, snorkling tours, oceanography, Landsat 8 imagery, IKW

Abstract

Pulau Gili dan Pulau Noko adalah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik. Perairan Pulau Gili dan Pulau Noko mempunyai potensi terumbu karang yang bagus untuk wisata snorkeling. Potensi tersebut belum dikelola dan dikembangkan secara optimal. Hal ini disebabkan karena kurang perhatian pemerintah. Dalam upaya kelola dan pengembangan dengan mempertahankan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, diperlukan pengetahuan yang baik tentang sumber daya alam, kondisi lingkungan, keadaan sosial ekonomi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis parameter oseanografi dan menentukan lokasi yang sesuai untuk wisata snorkeling. metode penelitian menggabungkan Citra Landsat 8 dengan parameter oseanografi dan untuk menentukan kesesuaian menggunakan perhitungan IKW. Penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi yang sesuai untuk wisata snorkeling di Kawasan Pulau Gili dan Pulau Noko adalah stasiun 2,3, dan 4 dengan Indeks Kesesuaian Wisata 68,42% dengan luas area 8,525ha; 77,63% dengan luas area 5,357ha; dan 69,74% dengan luas area 30,15ha , sedangkan berkategori kurang sesuai terdapat pada stasiun 1 dengan nilai IKW 36,84%  dan luas area 37,941ha.

References

Akbar, Aldino. 2006. Inventarisasi Pontensi Ekosistem Terumbu Karang Untuk Wisata Bahari (Snokeling dan Selam) di Pulau Kera, Pulau Lutung dan Pulau Burung di Kecamatan Sinjuk, Kabupaten Belitung. Institut Pertanian Bogor.

Aoyama G. 2000. Pengembangan Eko-tourism di Kawasan Konservasi di Indonesia. JICA Expert / RAKATA Jakarta.

Buckley R. 1996. Sustainable Tourism: Technical issues and information needs. Annals of Tourism Research. 23:925-928.

Dahuri, R., Rais J., dan Ginting S.P. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT Paradya Paramitha. Jakarta.

Dirawan DG. 2003. Analisis Sosio-Ekonomi dalam Pengembangan Ekotourisme pada Kawasan Suakamarga Satwa Mampie Lampoko (Disertasi). IPB Bogor.

English, S., C. Wilson, dan V. Baker. 1997. Survey Manual of Tropical Marine Resource. ASEAN-Australia Marine Science Project: Living Coastal Resources. Australia.

FAO. 1981. A Frame for Land Evaluation. FAO and Agriculture Organization of The United Nastion. Roma.

Hidayat J.F. 2016. Definisi Oseanografi [Internet]. [diunduh 2019 Februari 5]. Tersedia Pada: http://sabanailmu.blogspot.com/2016/10/definisi-oseanografi.html.

Ketjulan, R. 2010. Anilisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Sekolah Pascasrjana Institute Pertanian Bogor, Bogor.

Lewaherilla, N. E., 2002. Pariwisata Bahari :Pemanfaatan Potensi Wilayah Pesisir Dan Lautan. Makalah, Filsafat Sains. Indonesia.

Lowe-McConnell, R.H. 1987. Ecological studies in tropical fish communities. Cambridge University Press, Cambridge. 382 pages

Lyzenga, D.R. 1981. Remote Sensing of Bottom Reflectance and Water Attenuation Parameters in Shallow Water Using Aircraft and Landsat Data.International Journal of Remote Sensing, Vol. 2, No. 1, 71-82.

Muhlis. 2011. Ekosistem Terumbu Karang dan Kondisi Oseanografi Perairan Kawasan Wisata Bahari Lombok. Berk. Penel. Hayati.16:(111-118).

Pendit, S Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata. PT Pradanya Paramita, Jakarta

Risnandar C. 2018. Terumbu Karang [Internet]. [diunduh 2019 Februari 01]. Tersedia pada: https://jurnalbumi.com/knol/terumbu-karang/.

Ritung, Sofyan., Wahyunto., Fahmuddin Agus., dan Hapid Hidayat. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Contoh Peta Arahan Penggunanaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Center. Bogor.

Santoso, FE Astuti. 1998. Memperkenalkan Wisata Selam Sebagai Salah Satu Penunjang Wisata Bahari di Indonesia. Pendidikan Kepariwisataan Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Sukandar, Citra SUD, dan Muliawati H. 2017. Analisis kesesuaian dan daya dukung lingkungan bagi pengembangan wisata bahari di Pulau Bawean Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Depik. 2(6): 205-213.

Sunaryo B. 2001. Strategi Pemasaran Pariwisata dalam Fandeli, C ( editor),2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Editor

Liberty.Yogyakarta.

Sunyowati, Dina. 2010. Pengaturan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia. Departemen Hukum Internasional. Universitas Airlangga.

Tuwo, Ambo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya.

Veron JEN.2000.Corals of The World. Townsville Australia. Australian Institute of Marine Scienece. vol.1

Warpani, Suwardjoko P., dan Indira P.2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Penerbit ITB. Bandung.

Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yulianda F, Fahrudin A, Hutabarat AA, Harteti S, Kusharjani, dan Kang HS. 2009. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu (Integrated Coastal and Marine Management). Bogor (ID): Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan Ri, Secem– Korea International Cooperation Agency.

Downloads

Published

2019-11-01

How to Cite

Muhammad Abdul Zain, Viv Djanat Prasita, & Nirmalasari I. Wijaya. (2019). Parameter Oseanografi untuk Kesesuaian Wisata Snorkeling di Pulau Gili dan Pulau Noko, Kepulauan Bawean. Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar), 1(2), 93–103. https://doi.org/10.30649/jrkt.v1i2.29

Issue

Section

Articles